Monday, July 5, 2010


content="Microsoft Word 11">

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN MARIKULTUR

TEKNIK BUDIDAYA IKAN SIDAT Anguilla marmorata

DI DESA LARIKE

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan Sidat (Anguilla sp.), termasuk famili Anguillidae, ordo Apodes. Di Indonesia diperkirakan paling sedikit terdapat 5 (lima) jenis Ikan Sidat, yaitu : Anguilla encentralis, A. bicolor bicolor, A. borneonsis, A. Bicolor Pacifica, dan A. celebensis. Ikan Sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa, setelah itu Ikan Sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan Sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.

Ruaya anadromus larva Sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan ruaya larva Ikan Sidat dimulai pada awal musim hujan, akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.

Ikan Sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum Ikan Sidat memakan berbagai jenis hewan, khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan kepiting), polichatea (cacing, larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktivitas makan Ikan Sidat umumnya pada malam hari (nokturnal).

Untuk mengetahui secara langsung bagaimana ikan sidat itu hidup maka kami melakukan observasi langsung di desa Larike dengan jenis ikan sidat yakni Anguilla marmorata.

B. Tujuan dan Manfaat

· Tujuan

Dapat mengidentifikasikan jenis ikan sidat yang ada di Larike, deskripsinya serta merancangkan manajemen yang cocok untuk budidaya Pembesaran Ikan Sidat di Larike.

· Manfaat

Dapat mengatur akan Manajemen Budidaya Ikan Sidat yang ada di Larike.

BAB II

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Lokasi

a. Waktu

Praktikum ini dilaksanakan pada hari/tanggal : Sabtu, 05 juni 2010 pada pukul 12.00 – 14.30 WIT.

b. Lokasi

Lokasi praktikum ini dilakukan di sungai Desa Larike, kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku tengah.

B. Alat dan Bahan

ü Meteran

ü Mistar

ü Bola Pimpong (Botol Aqua)

ü Stopwatch

ü Termometer

ü pH meter

ü Refraktometer

ü DO meter

ü Conduktivitymeter

C. Cara Kerja

Pengambilan data fisik, kimia dan biologi ini dilakukan pada 3 lokasi yaitu muara sungai, bagian tengah (jembatan) dan habitat morea. Adapun cara pengambilan data sebagai berikut :

a. Pengambilan Data Fisik

· Tinggi sungai bagian tengah diukur dengan meter.

· Kecepatan arus pada tiap bagian sungai diukur dengan cara melepaskan botol aqua sepanjang 5 m, kemudian gunakan stopwatch untuk melihat lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak 5 m tadi. Ulangi perhitungan kecepatan arus sebanyak 3 kali.

· Temperatur air diukur dengan termometer. Kemudian catat kondisi cuaca selama kegiatan praktikum berlangsung.

· Amati dan catat kondisi fisik substrat dasar sungai (berbatu, berlumpur atau berpasir).

· Catat kondisi air (tergenang atau mengalir dan jernih atau keruh).

b. Pengambilan Data Biologi

· Lihat dan catat organisme yang ada di sekitar lokasi praktikum.

· Jika ada ikan sidat, catat jumlahnya dan ukur panjang ikan tersebut.

c. Pengambilan Data Kimia

· Ukur pH dengan menggunakan pH meter.

· Ukur salinitas dengan menggunakan refraktometer.

· Ukur DO dengan menggunakan DO meter.

· Ukur konduktivitas dengan menggunakan Conduktivitymeter


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Muara Sungai

  1. Data Fisik

§ Tinggi sungai bagian tengah : 50 cm

§ Kecepatan arus untuk panjang 5 m dilakukan 3x berturut-turut :

1. 28,81 s

2. 27,52 s

3. 23,69 s

Rata – rata = ( 28,81 + 27,52 + 23,69 ) / 3

= 80,82 / 3

= 26,67 s

§ Temperatur air : 26,3 0C

§ Kondisi fisik substrat : Batu berpasir

§ Kondisi air : Keruh

  1. Data Biologi

§ Organisme yang ada di sekitar lokasi praktikum : Gastropoda

  1. Data Kimia

§ pH : -

§ Salinitas : 25-33 ppt

§ DO : -

§ Konduktivitas : 26,3 milivolt (mV)

Bagian Tengah

a. Data Fisik

§ Tinggi sungai bagian tengah : 20-25 cm

§ Kecepatan arus untuk panjang 5 m dilakukan 3x berturut-turut :

1. 9,10 s

2. 8,29 s

3. 7,64 s

Rata – rata = ( 9,10 + 8,29 + 7,64 ) / 3

= 25,03 / 3

= 8,34 s

§ Temperatur air : 25 0C

§ Kondisi fisik substrat : Batu pasir berlumut

§ Kondisi air : jernih

b. Data Biologi

§ Organisme yang ada di sekitar lokasi praktikum : Gastropoda dan ikan gabus

c. Data Kimia

§ pH :-

§ Salinitas : 0 ppt

§ DO : -

§ Konduktivitas : 163,7 milivolt (mV)

Habitat Morea

a. Data Fisik

§ Tinggi sungai bagian tengah : 15-20 cm

§ Kecepatan arus untuk panjang 5 m dilakukan 3x berturut-turut :

1. 11,07 s

2. 14,08 s

3. 13,05 s

Rata – rata = ( 11,07 + 14,08 + 13,05 ) / 3

= 38,2 / 3

= 12,73 s

§ Temperatur air : 28,1 0C

§ Kondisi fisik substrat : Batu berpasir

§ Kondisi air : jernih

b. Data Biologi

§ Organisme yang ada di sekitar lokasi praktikum : Ikan cip-cip dan ikan sidat

§ Jumlah ikan sidat : 33 ekor

§ Ukuran panjang ikan : 1-1,5 m

c. Data Kimia

§ pH : -

§ Salinitas : 0 ppt

§ DO : -

§ Konduktivitas : 163,7 milivolt (mV)

B. Pembahasan

Indonesia hingga saat ini belum mampu berbuat, walau ada 3 wilayah khusus di perairan kita sebagai tempat pengembangan telur ikan sidat yaitu Teluk Toli Toli, Sorong Barat dan Pelabuhan Ratu. Di Maluku, dapat ditemukan juga ikan sidat di Desa Waai, Larike, dan beberapa sungai.

Ciri khas ikan sidat adalah bertelur di laut dalam, menetas di muara-muara sungai dan membesar di air tawar. Ikan Sidat di Desa Larike dapat diklasifikasikan sebagai berikut Menurut Deelder (1986), klasifikasi ikan sidat adalah sebagai berikut :

Filum : Vertebrata

Subfilum : Craniata

Superkelas : Gnathostomata

Divisi : Pisces

Klas : Teleostomi

Subklas : Actinopterygii

Ordo : Anguilliformes

Subordo : Anguilloidei

Famili : Angullidae

Genus : Anguilla

Spesies : Anguilla marmorata

Menurut Yamamoto (1969) dalam Colombo & Grandi (1995), ikan sidat termasuk dalam teleostei.

· Manfaat

Sama halnya dengan manfaat ikan pada umumnya, ikan sidat juga memiliki manfaat antara lain sebagai pemacu pertumbuhan tubuh manusia, peningkatan kemampuan otak manusia, mencegah penyakit kolestrol atau penyakit jantung.

· Warna Ikan

Ikan Sidat ini ada yang berwarna Hitam, Kuning Keemasan, Putih, dan Silver. Jenis kelamin dari ikan sidat ini sendiri dapat dibedakan melalui warna tubuhnya yakni untuk Ikan Sidat Betina berwarna Kuning Keemasan dan Ikan Sidat Jantan berwarna Silver.

· Ukuran Ikan

Di Desa Larike, hanya ditemukan ikan sidat yang ukurannya 1 – 1,5 m saja dengan berat lebih dari 20 kg yang diperkirakan berumur 4 – 10 tahun. Namun untuk umurnya dapat diteliti dengan meneliti bagian organ keras yakni batu telingga (Otolith) dari ikan tersebut.

· Makanan

Di Desa Larike, ikan Sidat diberi makan potongan-potongan ikan.

Rancangan Manajemen Ikan Sidat di Larike

Di Desa Larike hanya dapat dilakukan manajemen budidaya untuk pendederan dan pembesaran ikan sidat karena kondisi wilayah tidak memungkinkan untuk dapat dilakukan usaha budidaya untuk pembenihan.

Adapun manajemen yang dapat dilakukan apabila kita ingin melakukan Budidaya Pembesaran Ikan Sidat antara lain :

1. Penculture.

Satu unit jaring, dengan sekelilingnya ditancapkan menggunakan kayu pada dasar perairan. JUntuk menghindari lolosnya ikan, di sekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari jaring juga..

2. Benih Ikan Sidat.

Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15 - 20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm. Benih Ikan Sidat diperoleh dari Pelabuhan Ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.

3. Padat Penebaran.

Setiap kolam ditebar 100 kg benih Ikan Sidat.

4. Pakan.

Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan:

    • Protein 47,93%. Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling).
    • Lemak 10,03%
    • Serat kasar 8,00%
    • BETN 8,32%
    • Abu 25,71%

Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan Konvensi pakan sebesar 1,96. Dengan konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan
rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %.

5. Masa Pemeliharaan dan Panen.

Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7 - 8 bulan, dan masa. panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat - mencapai ukuran. konsumsi yaitu 180 - 200 gram per ekor. Pemeliharaan ikan Sidat pada metode penculture merupakan salah satu alternatif. Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang dipergunakan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

· Ciri khas ikan sidat adalah bertelur di laut dalam, menetas di muara-muara sungai dan membesar di air tawar.

· Jenis kelamin dari ikan sidat ini sendiri dapat dibedakan melalui warna tubuhnya yakni untuk Ikan Sidat Betina berwarna Kuning Keemasan dan Ikan Sidat Jantan berwarna Silver.

· Di Desa Larike, hanya ditemukan ikan sidat yang ukurannya 1 – 1,5 m saja dengan berat lebih dari 20 kg yang diperkirakan berumur 4 – 10 tahun.

· Di Desa Larike, ikan Sidat diberi makan potongan ikan.

· Manajemen budidaya pembesaran ikan sidat di Larike dapat menggunakan metode pencultur.

B. Saran

Melihat akan belum banyak dilakukannya budidaya ikan sidat maka disarankan untuk para pembudidaya agar dapat melakukan usaha budidaya ikan sidat karena permintaannya di pasar khususnya pasar eksport sangat meningkat.

No comments: