LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN AIR
“ Respon Fisiologi Ikan Mas (Cyprinus carpio) “
Pada Perubahan Salinitas Media
I. Latar Belakang
Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi (Fujaya,1999).
Osmoregulasi merupakan upaya hewan air untuk mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungannya melalui mekanisme pengaturan tekanan osmose. Untuk organisme akuatik, proses tersebut digunakan sebagai langkah untuk menyeimbangkan tekanan osmose antara substansi dalam tubuhnya dengan lingkungan melalui sel yang permeabel. Dengan demikian, semakin jauh perbedaan tekanan osmotik antara tubuh dan lingkungan, semakin banyak energi metabolisme yang dibutuhkan untuk mmelakukan osmoregulasi sebagai upaya adaptasi, hingga batas toleransi yang dimilikinya. Oleh karena itu, pengetahuan tentang osmoregulasi sangat penting dalam mengelola kualitas air media pemeliharaan, terutama salinitas.
Stickney (1979) menyatakan salah satu penyesuaian ikan terhadap lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya, karena sebagian hewan vertebrata air mengandung garam dengan konsentrasi yang berbeda dari media lingkungannya. Ikan harus mengatur tekanan osmotiknya untuk memelihara keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu.
II. Permasalahan
Salinitas atau kadar garam adalah jumlah kandungan bahan padat dalam satu kilogram air laut, dalam hal mana seluruh karbonat telah diubah menjadi oksida, brom dan yodium yang telah disetarakan dengan klor dan bahan organik yang telah dioksidasi. Salinitas mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam air. Tiap spesies memiliki kisaran salinitas optimum. Secara langsung, salinitas meniadakan / mempengaruhi tekanan osmotik cairan tubuh ikan.
III. Sasaran, Tujuan dan Manfaat
Sasaran praktikum ini adalah memahami bahwa fisiologi hewan air sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor abiotik dan biotik di lingkungan hidupnya.
Sedangkan tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati respon fisiologi ikan mas (Cyprinus carpio) terhadap kondisi salinitas air dengan :
a) Menghitung frekuensi dan laju tutup insang (operculum) dan bagian dasar mulut sebagai indikator respon sistem respirasi.
b) Menghitung frekuensi dan laju gerakan sirip dada (pectoral fin) sebagai indikator pergerakan (locomotion).
c) Mengamati reaksi ikan terhadap sentuhan dengan lidi pada tubuh ikan sebagai indikator respon saraf kulit.
d) Mengamati reaksi ikan terhadap gerakan benda di depan matanya sebagai indikator respon system saraf mata.
Dengan melakukan praktikum ini mahasiswa akan mendapatkan pengertahuan dan ketrampilan teknis
Melalui praktikum ini, praktikan diajak untuk mengetahui kemampuan ikan dalam beradaptasi melalui proses osmoregulasi, terhadap perubahan lingkungan yang dimanipulasi pada perlakuan salinitas dengan 3 kali ulangan.
IV. Metodologi
A. Alat dan Bahan
a) Alat
Hewan Uji : 2 ekor ikan mas (Cyprinus carpio) dari akuarium, Garam dapur secukupnya dan air tawar.
b) Bahan
Akuarium atau stoples sebagai wadah perlakuan, pH meter untuk mengukur salinitas media, Handy-counter untuk menghitung gerakan tutup insang, alat tulis menulis, Airator lengkap dengan perlengkapannya, Sendok, lidi dll.
B. Prosedur Kerja
· Mahasiswa dibagi dalam kelompok (tiap kelompok 4 orang)
· Tiap kelompok dengan pengamatannya sendiri-sendiri.
· Persiapan ikan, akuarium (wadah) dan aerasi. Air tawar dimasukan ke dalam semua wadah sebanyak 3/4 dari total volume wadah, kemudian di beri aerasi. Pada dua wadah ditambahkan garam dapursambil mengukur salinitasnya hingga mencapai 10 ppt.
· Pemasukan ikan dan pengamatan. Masukan 2 ekor ikan ke dalam setiap wadah, lakukan pengamatan respon saraf dan respon penglihatan sebagai data awal. Dilanjutkan dengan pengamatan respon respirasi dan pergerakan sirip dada. Data diamati dan dicatat dengan menghitung setiap gerakan seperti yang dijelaskan pada pengambilan data tabulasi dibawah ini.
· Pembersihan ruangan dan pembuangan ikan. Ruangan dibersihkan setelah kegiatan praktikum, ikan dikembalikan kedalam akuarium.
C. Pengambilan Data Tabulasi
· Respon respirasi. Dalam repirasi terjadi pemompaan air oleh operculum dan bagian bawah mulut ikan, Hipotesa : makin tinggi aktifitas respirasi karena adanya perubahan lingkungan, makin tinggi frekuensi dan laju pemompaan air. Jumlah gerakan operculum pada saat membuka dan gerakan dasar mulut ikan pada saat turun. Perhitungan dilakukan selama 1 menit dan duulangi setiap 10 menit sampai menit ke 30.
· Respon pergerakan sirip dada. Sirip dada berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan ikan di dalam kolom air, Hipotesa : dalam keadaan stress karena perubahan lingkungan, frekuensi gerakan sirip dada makin menurun. Hitung jumlah gerakan sirip dada pada saat mengayun kebawah selama 1 menit. Perhitungan dilakukan selama 1 menit dan duulangi setiap 10 menit sampai menit ke 30, buat table frekuensi.
· Respon saraf pada kulit. Kulit ikan memiliki saraf periperi (pinggir) sehingga respon ikan terhadap sentuhan pada kulitnya dapat dijadikan indikator respon fisiologisnya. Hipotesa : dalam keadaan stress ikan lambat bereaksi terhadap sentuhan pada kulit, karena energinya lebih banyak dipakai untuk mengembalikan homeositas. Amati respon tersebut dengan cara menyentuh kulit punggung ikan dengan ujung lidi.
· Respon penglihatan. Mata ikan dipakai untuk melihat benda-benda air. Hipotesa : dalam keadaan stress, pengihatan ikan kurang awas. Amati respon tersebut dengan menggerakan sendok di depan mata (kepala) ikan pada awal dan akhir pengamatan.
V. Hasil dan Pembahasan
A. Pengolahan Data
Ø Respon Respirasi dan Pergerakan Sirip Dada terhadap Air Tawar
Respon Respirasi dan Pergerakan Sirip Dada terhadap Air Tawar
Tabel 1. Respon Respirasi dan Pergerakan Sirip Dada
No | Data Tabulasi | Frekuensi gerakan (../menit) | Ket | ||
I | II | III | |||
1 | Respon Respirasi (Gerak-an operculum) | 141 | 108 | 85 | |
2 | Gerakan Sirip Dada | 224 | 161 | 149 | |
· Frekuensi Operculum
Frekuensi 1 = 141 gerakan / 1 menit
= 141 grkn/menit
Frekuensi 2 = 108 gerakan / 1 menit
= 108 grkn/menit
Frekuensi 3 = 85 gerakan / 1 menit
= 85 grkn/menit
· Laku Gerakan Operculum
Laku Gerakan = 141/85 / 3
= 0,552941 gerakan/menit
· Laku Gerakan Sirip Dada
Laku Gerakan = 224/149 / 3
= 0,501119 gerakan/menit
Respon saraf pada kulit dan respon penglihatan terhadap Air Tawar (0 ppt) sama yakni cepat menghindar untuk menit pertama atau pengamatan 1 (Bobot 5), Lambat menghindar untuk menit ke 10 atau pengamatan 2 (Bobot 3), dan hampir tidak menghindar untuk menit ke 20 atau pengamatan 3 (Bobot 1)
Ø Respon Respirasi dan Pergerakan Sirip Dada terhadap Air Asin (10 ppt)
Respon Respirasi dan Pergerakan Sirip Dada terhadap Air Asin (10 ppt)
Tabel 2. Respon Respirasi dan Pergerakan Sirip Dada
No | Data Tabulasi | Frekuensi gerakan (../menit) | Ket | ||
I | II | III | |||
1 | Respon Respirasi (Gerak-an operculum) | 147 | 142 | 153 | |
2 | Gerakan Sirip Dada | 88 | 125 | 131 | |
· Frekuensi Operculum
Frekuensi 1 = 147 gerakan / 1 menit
= 147 grkn/menit
Frekuensi 2 = 142 gerakan / 1 menit
= 142 grkn/menit
Frekuensi 3 = 153 gerakan / 1 menit
= 153 grkn/menit
· Laku Gerakan Operculum
Laku Gerakan = 147 / 153 / 3
= 0,320261 gerakan/menit
· Laku Gerakan Sirip Dada
Laku Gerakan = 88 / 131 / 3
= 0,223919 gerakan/menit
Respon saraf pada kulit terhadap Air Asin (10 ppt) yakni hampir tidak menghindar untuk menit pertama atau pengamatan 1 (Bobot 1), Lambat menghindar untuk menit ke 10 atau pengamatan 2 (Bobot 3), dan hampir tidak menghindar untuk menit ke 20 atau pengamatan 3 (Bobot 1)
Respon penglihatan terhadap Air Asin (10 ppt) yakni Cepat menghindar untuk menit pertama atau pengamatan 1 (Bobot 5), hampir tidak menghindar untuk menit ke 10 atau pengamatan 2 (Bobot 1), dan hampir tidak menghindar untuk menit ke 20 atau pengamatan 3 (Bobot 1)
B. Pembahasan
Berdasarkan pada Tabel 1. maka dapat diketahui bahwa pada pengamatan 0 ppt pada ikan Mas (Cyprinus carpio), tingkah laku ikan masih terlihat bergerak normal. Terlihat bahwa setelah menit ke 10 dan 20 ikan mas sudah mulai bernafas dan bergerak secara normal ditandai dengan menurunnya frekuensi gerakan tiap menit, jika dibandingkan dengan menit pertama (dalam proses adaptasi) frekuensi gerakannya dapat mencapai 141 gerakan/menit untuk bukaan operculum dan 224 gerakan/menit untuk gerak sirip dada
Untuk pengamatan dengan perbedaan salinitas 10 ppt terlihat bahwa Perubahan kadar salinitas mempengaruhi tekanan osmotik cairan tubuh ikan mas, sehingga ikan mas melakukan penyesuaian atau pengaturan kerja osmotik internalnya agar proses fisiologis di dalam tubuhnya dapat bekerja secara normal kembali.
Sedangkan karena ketidakstabilan tubuh yang dialami ikan maka menurunkan respon saraf dan penglihatan.
VI. Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa perubahan faktor fisik, kimia, serta biologi sangat berpengaruh terhadap histology dan fisiology organisme yang dapat membuat ikan berada dalam keaadan stress dan pada kondisi ekstrim akan berakibat pada kematian. Perubahan salinitas akan meningkatkan respon ikan mas baik itu respon respirasi, pergerakan sirip dada yang bertujuan mendapatkan energi yang akan dipakai dalam mengembalikan kondisi normal atau stabil lewat Metabolisme basal serta osmoregulasi.
B. Saran
Saran saya sebaiknya dalam praktikum mendatang wadah perlakuan haruslah sedikit diperbesar volumenya karena berpengaruh pada pergerakan ikan. Selain itu, sebaiknya dalam melakukan praktikum ada baiknya menggunakan perubahn salinitas yang berbeda-beda bukan hanya 10 ppt karena ikan mempunyai tolerasi terhadap salintas sehingga dengan salinitas tersebut tidak terlalu memberikan dampak yang dapat terlihat secara ekstrim.
Sedangkan untuk praktikan, lakukan praktikum dengan baik dan teliti agar hasil yang didapat tidak kacau.
VII. Daftar Pustaka
Salaka, S., dkk. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Ambon
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka Cipta, Jakarta.